Premier League dihiasi oleh banyak trio penyerang tangguh yang sinergi dan kehebatannya telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah sepakbola. Kemitraan ini tidak hanya menghasilkan gol tetapi juga mendefinisikan ulang kerja tim dan strategi menyerang dalam permainan modern.
Hari ini Berita EPL memberi Anda nostalgia segar dengan mengingat pencapaian dan kontribusi trio penyerang terbaik dalam sejarah Liga Premier, tanpa urutan tertentu.
Persatuan Tritunggal: George Best, Denis Law, dan Sir Bobby Charlton
Pada akhir tahun 1960an, serangan Manchester United dipelopori oleh trio legendaris George Best, Denis Law, dan Sir Bobby Charlton, yang secara kolektif dikenal sebagai “United Trinity.” Gabungan bakat mereka memuncak pada Manchester United menjadi klub Inggris pertama yang memenangkan Piala Eropa pada tahun 1968. Secara individu, masing-masing pemain dianugerahi Ballon d’Or: Law pada tahun 1964, Charlton pada tahun 1966, dan Terbaik pada tahun 1968. Bersama-sama, mereka mencetak gol 665 gol yang luar biasa dalam 1.633 penampilan untuk klub.
Pemain Arsenal yang Tak Terkalahkan: Thierry Henry, Dennis Bergkamp, dan Robert Pires
Musim “Invincibles” Arsenal 2003-04 tetap tak tertandingi, dengan tim tidak terkalahkan sepanjang kampanye liga. Inti dari pencapaian ini adalah trio penyerang Thierry Henry, Dennis Bergkamp, dan Robert Pires.
Kemampuan mencetak gol Henry yang luar biasa, playmaking kreatif Bergkamp, dan keserbagunaan Pires di sayap menjadikan mereka kekuatan yang tangguh. Henry, khususnya, mencetak rekor Liga Premier dengan 20 assist pada musim 2002-03, suatu prestasi yang kemudian disamai oleh Kevin De Bruyne pada 2019-20.
Pemenang Treble Manchester United: Dwight Yorke, Andy Cole, dan Ryan Giggs
Musim 1998-99 menyaksikan Manchester United meraih treble bersejarah, dengan kekuatan menyerang Dwight Yorke, Andy Cole, dan Ryan Giggs memainkan peranan penting. Yorke dan Cole mengembangkan pemahaman yang hampir telepati, menggabungkan berbagai tujuan, sementara kecepatan dan keterampilan menggiring bola Giggs memberikan keleluasaan dan kreativitas. Upaya gabungan mereka berperan penting dalam kesuksesan domestik dan Eropa United selama periode itu.
Keajaiban Modern Liverpool: Mohamed Salah, Sadio Mané, dan Roberto Firmino
Dalam beberapa tahun terakhir, tiga pemain depan Liverpool, Mohamed Salah, Sadio Mané, dan Roberto Firmino menjadi tokoh sentral dalam kebangkitan klub. Selama musim 2017-18, trio ini dijuluki “Fab Three,” menyumbangkan total 91 gol di semua kompetisi. Sinergi mereka sangat penting dalam kemenangan Liverpool di Liga Champions pada tahun 2019 dan gelar juara Liga Premier pada tahun 2020.
Trio Dinamis Chelsea: Didier Drogba, Frank Lampard, dan Arjen Robben
Pada pertengahan tahun 2000-an, serangan Chelsea diperkuat kombinasi Didier Drogba, Frank Lampard, dan Arjen Robben.
Kehadiran fisik Drogba, lini tengah Lampard yang mencetak gol, dan dribbling serta kecepatan Robben menjadikan mereka trio yang tangguh. Kemitraan mereka berperan penting dalam kemenangan beruntun Chelsea Liga Utama gelar pada tahun 2004–05 dan 2005–06.
Perwira Manchester City: Sergio Agüero, Raheem Sterling, dan Leroy Sané
Musim 2017-18 Manchester City sangat bersejarah, karena mereka menjadi tim pertama yang mencapai 100 poin dalam satu musim Liga Premier. Trio penyerang Sergio Agüero, Raheem Sterling, dan Leroy Sané berperan penting dalam pencapaian ini. Penyelesaian akhir yang tajam dari Agüero, peningkatan kemampuan mencetak gol Sterling, dan assist serta kecepatan Sané di sayap berkontribusi pada musim pemecahan rekor City.
Duo Dinamis Plus Satu Tottenham Hotspur: Harry Kane, Son Heung-min, dan Dele Alli
Meski bukan trio tradisional, kombinasi Harry Kane, Son Heung-min, dan Dele Alli sangat penting bagi Tottenham Hotspur dalam beberapa tahun terakhir. Kane dan Son, khususnya, telah mengembangkan kemitraan yang luar biasa, dengan menggabungkan 47 gol/assist, yang merupakan jumlah terbanyak antara dua pemain dalam sejarah Premier League. Keterlambatan Alli di kotak penalti dan kemampuan mencetak gol menambah dimensi lain pada serangan Spurs selama tahun-tahun puncak kebersamaan mereka.
Trio Peraih Gelar Leicester City: Jamie Vardy, Riyad Mahrez, dan Shinji Okazaki
Kemenangan gelar Liga Premier Leicester City yang menakjubkan di musim 2015-16 didukung oleh trio penyerang Jamie Vardy, Riyad Mahrez, dan Shinji Okazaki. Kecepatan mencetak gol Vardy yang memecahkan rekor, kreativitas dan bakat Mahrez, serta tingkat kerja Okazaki yang tak kenal lelah dan kerja samanya merupakan inti dari kesuksesan Leicester yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Serangan Manchester United 2007-09: Cristiano Ronaldo, Wayne Rooney, dan Carlos Tevez
Antara tahun 2007 dan 2009, lini serang Manchester United menampilkan trio tangguh Cristiano Ronaldo, Wayne Rooney, dan Carlos Tevez. Gabungan bakat mereka membawa United meraih gelar Liga Premier berturut-turut dan kemenangan Liga Champions pada tahun 2008.
Eksploitasi Ronaldo dalam mencetak gol, keserbagunaan Rooney, dan energi Tevez yang tiada henti menjadikan mereka salah satu unit penyerang yang paling ditakuti di Eropa.
Trio Arsenal Awal 2000an: Thierry Henry, Dennis Bergkamp, dan Freddie Ljungberg
Sebelum “Invincibles”, serangan Arsenal di awal tahun 2000-an dipelopori oleh Thierry Henry, Dennis Bergkamp, dan Freddie Ljungberg. Kecepatan dan penyelesaian akhir Henry, visi dan kreativitas Bergkamp, serta lari cerdas dan kemampuan mencetak gol Ljungberg berperan penting dalam musim kemenangan ganda Arsenal pada 2001-02.
Trio penyerang ini tidak hanya membawa kesuksesan bagi klubnya masing-masing, tetapi juga meninggalkan warisan abadi di Liga Inggris. Pemahaman, kreativitas, dan prestasi mencetak gol mereka telah menjadi tolok ukur bagi generasi masa depan dan memberikan momen tak terlupakan bagi para penggemar.
don’t translate player names and team names